Ku aduk kopi pagi ini, pelan, dan lama, aku senang mengaduk dengan cara ini, berharap semua ampas terlarut dalam air bersama gula di dalamnya. Tak terasa sudah setahun dia meninggalkanku, pikiranku melayang mengingatnya, kadang aku heran, kenapa aku dipertemukan dengan dia, jika akhirnya dia harus pergi?
Aku ingat bagaimana pertemuan pertama kami, di sebuah kafe milik temanku, aku sedang menikmati kopi pagiku, dan beberapa potong kentang goreng yang aku pesan beberapa saat sebelum temanku tiba dan memperkenalkan aku dengan wanita itu, wanita yang selanjutnya akan menjadi kopi pagiku. Aku ingat senyumnya, aku ingat postur butuhnya yang semampai, dan aku ingat matanya yang kecoklatan dengan bulatan hitam di tengahnya, manis.
Tak lama kami mengobrol, dia pamit pulang, dan setelah itu hanya ada dia di pikiranku, berputar-putar, melayang-layang… Dia terus ada dipikiranku.. Tanpa lelah, sampai akhirnya keberanikan diri untuk menghubunginya, dan tentu saja mengajaknya keluar.. Maksudku, kencan… Ah tidak.. Itu bukan kencan, kami hanya mengobrol sembari menelusuri jalan kota.. Hanya itu…
Kami memang cukup dekat, tapi dia belum pernah benar-benar jadi milikku, dia memutuskan untuk pergi, mengambil jalan yang berbeda denganku. Yaa biarlah.. Aku cukup senang pernah dekat dengannya, candanya, tawanya.. Akan ku simpan sebagai sebuah cerita.. Ntah.. Setelah setahun ini, rasanya… Aku masih seperti ini.. Aku masih bisa merindukan Kopi Pagiku…